kelasku kugantung
Bukupun tertutup rapat
terasa berat beban sejarah yang harus dipikul
Air mata kering terasa pahit tersimpan dalam dadaku
Terdengar alunan seruling tulang belulang
Dendangkan Nyanyian Jiwa”Hai Tanahku Papua”
Membuat tak bisa berhenti berpikir,walau sebentar,
yang di hutan mengembara tak perna lelah
walau hanya dengan Panah dan Tombak
demi Tanah Perjanjian TUHANnya
Tenggelam dalam lembah sejarah
kutelusuri dimana kesalahan bangsaku hingga harus begini,
Mohon ampun ya Tuhan,Allah Maha Pencipta
Bangsa Papua atas segala dosa bangsaku
Jangan berpaling dari kami
datanglah hari ini
Urapi berkat-Mu
dan datanglah menjadi Raja atas tanah dan bangsa kami
Tidak ada komentar:
Posting Komentar